Struktur pemrograman kontrol pada arduino
Setiap progam yang dibuat membutuhkan suatu kontrol. Tak hanya perulangan namun suatu eksekusi dengan syarat tertentu juga diperlukan.
if
Digunakan untuk mengecek suatu kondisi. Jika benar maka perintah didalam if akan dikerjakan.
if(kondisi){ Pernyataan / perintah } Contoh :
if(x==6) {
a=a+5;
}
if – else
seperti dengan if, hanya saja ada 2 pilihan pernyataan / perintah. Jika kondisi benar maka perintah didalam if akan dikerjakan, jika kondisinya salah maka pernyataan didalam else lah yang akan dikerjakan.
if(kondisi){ Pernyataan / perintah 1 } else { Pernyataan / perintah 2 }
Contoh :
if(x==1) {
a=1;
}
else {
a=0;
}
if – else if
Untuk melakukan pengecekan suatu kondisi lebih dari satu maka bisa menggunakan if – else if.
if(kondisi1){ Pernyataan / perintah 1 } else if(kondisi2){ Pernyataan / perintah 2 } else if(kondisi ke-n){ Pernyataan / perintah ke-n }
Contoh :
if(x==1) {
a=1;
}
else if(x==2){
a=2;
}
else if(x==3){
a=3;
}
switch case
Pernyataan ini digunakan untuk memilih kondisi yang sesuai untuk kemudian mengerjakan perintahnya. Bedanya adalah kondisi yang diuji berupa sebuah nilai variable. switch(variabel){ //variable yang diuji case 1 : //pernyataan/perintah 1 break; case 2 : //pernyataan/perintah 2 break; case n : //pernyataan/perintah n break; default : //pernyataan/perintah default } Jika variable memenuhi syarat dari salah satu case maka dia akan mengerjakan pernyataan/perintah tersebut. Misal nilai variable = 2 maka dia kan mengerjakan pernyataan/perintah 2. Jika tidak memenuhi maka dia akan mengerjakan default.
Contoh :
switch(a){
case 1 : digitalWrite(pin1,HIGH) break; case 2 : digitalWrite(pin2,HIGH) break; case 3 : digitalWrite(pin3,HIGH) break; default : digitalWrite(pin4,LOW);
}